Selasa, 27 Juli 2010

video

CERITA CINTA RAHASIA

http://www.femina-online.com/images/issue/2-backstreet.jpg
http://www.femina-online.com/images/blank_10px.gif
‘Menyembunyikan’ pasangan dari keluarga, apa pun alasannya, rasanya memang tidak enak. Ibarat bermain di wahana roller coaster, dada sepertinya selalu berdebar kencang: antara ’harus’ menciptakan terus kebohongan dan rasa takut kebohongan itu terbongkar. Setidaknya itu yang ditampilkan dalam film-film drama bertema cinta terlarang. Sewaktu masih ABG dulu, pacaran backstreet menjadi cerita yang tidak istimewa. Alasannya, takut dianggap belum cukup umur oleh orang tua. Tapi, kalau hal ini terjadi di usia dewasa, apa alasan di balik itu?

IBARAT BOM WAKTU

“Setiap hari saya deg-degan karena ‘main kucing-kucingan’ dengan orang tua,” kenang Arum (27), menceritakan kembali pengalamannya pacaran backstreet dengan mantan kekasihnya, Dodi (30). Ia diantar-jemput oleh Dodi di perempatan, bukan di depan rumah. Ini berlangsung terus setiap hari selama 14 bulan. Rupanya, Arum merasa, hubungan mereka tak mungkin mendapat restu dari orang tuanya, karena masalah perbedaan keyakinan. Padahal, itu semua masih hanya perasaan Arum. Belum pernah ada pembicaraan serius tentang hal itu dengan orang tuanya.

Cerita Derina (29) agak berbeda. Ia jatuh cinta pada pria yang jauh dari tipe menantu idaman orang tua. Kekasihnya adalah seniman, yang penghasilannya tak tentu. Sementara orang tuanya pernah bilang, mereka ingin Derina mendapat suami yang mapan secara ekonomi. Daripada bertengkar, meskipun orang tuanya belum pernah bertemu sekali pun dengan kekasihnya, untuk sementara Derina memilih pacaran sembunyi-sembunyi.

“Setiap berkencan, yang menjemput saya bukan kekasih, melainkan seorang teman wanita, sementara kekasih menunggu di supermarket dekat rumah. Soalnya, ayah saya selalu mengintip dari balik jendela (dan ketahuan oleh saya), untuk mencari tahu siapa yang menjemput saya,” ceritanya.

Sekilas pengalaman Arum dan Derina tadi mungkin tampak seru dan mendebarkan. Seperti sinetron saja. Namun, menurut Ajeng Raviando, psikolog dari Teman Hati Konseling, jika backstreet masih dilakukan di usia dewasa, artinya hubungan percintaan itu menimbulkan tanda tanya besar. “Pacaran backstreet bisa dilakukan sementara, sampai kedua pihak siap. Tetapi, tidak untuk selamanya. Karena biasanya gaya pacaran seperti ini identik dengan bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak,” tuturnya.

Terus-menerus bersembunyi dan berbohong dari orang-orang terdekat mengakibatkan hubungan mudah mencapai titik jenuh. Ini tak dipungkiri oleh Arum. Kebohongan demi kebohongan terus ia ungkapkan untuk menutupi kebohongan sebelumnya, yang ternyata juga dilakukan oleh Dodi terhadap keluarganya. Ini makin memperburuk keadaan. “Kesannya kami tidak serius memperjuangkan cinta kami,” sambungnya.

Derina mengungkap hal serupa. “Tidak enak rasanya harus berbohong ketika ditelepon oleh Ibu. Ngakunya pergi dengan sahabat wanita, padahal sebenarnya dengan kekasih,” tutur Derina, yang akhirnya hanya bertahan 2 tahun menjalin hubungan semacam ini. Lama-kelamaan ini membuatnya gerah. Karena kekasihnya tak dikenalkan kepada orang tuanya, ia pun tak dikenalkan kepada orang tua kekasih. Padahal, ia ingin sekali diakui sebagai calon menantu.

“Mungkin, karena capek bersembunyi, kami jadi sering bertengkar. Hal-hal kecil saja bisa memicu pertengkaran. Tetapi, terus terang, saya juga tak punya nyali untuk membawa kekasih ke depan orang tua. Saya takut melihat reaksi orang tua. Khawatir mereka tidak menerima kekasih dengan tangan terbuka, khawatir mereka melontarkan komentar yang membuat kekasih sakit hati, dan berjuta kekhawatiran lain,” ungkap Derina blakblakan, tentang kisah cintanya yang kini sudah menjadi sejarah.

HUBUNGAN TAK SEHAT?
Philip Lee Williams, penulis asal Amerika Serikat, mengungkap bahwa hubungan romantis yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi mengindikasikan hubungan itu berkualitas rendah. “Bukannya memberikan rasa senang, hubungan rahasia justru lebih banyak memberikan efek frustrasi. Ini tentu saja bertolak belakang dengan keyakinan banyak orang yang menganggap hubungan semacam ini memberikan sensasi adrenalin,” begitu ungkap Philip, seperti yang ditulisnya dalam artikel berjudul Juliet? Can we talk? Forget Romeo (Secret relationships go sour quickly, according to new study by psychologists).

Ajeng berpendapat, pacaran backstreet lebih banyak dampak negatif dibandingkan dampak positif. “Salah satunya karena hubungan ini rentan konflik, dengan diri sendiri, dengan pasangan, juga orang tua,” tuturnya.
“Secara psikologis, pada usia dewasa kita dituntut memiliki suatu hubungan yang lebih bertanggung jawab dibandingkan ketika masih remaja,” tutur Ajeng. Ketika Anda telah beranjak dewasa, cinta bukan lagi menjadi satu-satunya prioritas di dalam hubung an. Faktor kepastian arah hubungan dan pengakuan men jadi kebutuhan kedua pihak.

Dampak negatif lain yang dapat terjadi adalah bila hubungan cinta sudah tidak sehat dan mulai menjurus ke hal-hal yang dapat merugikan. Derina menilai, hubungan backstreet ini berbeda tipis dengan perselingkuhan. Tanpa pengakuan, ia sempat merasa seperti kekasih simpanan.

Ajeng melihat, perbedaan keyakinan tampaknya menjadi alasan terpopuler kenapa pasangan memilih backstreet. “Pasangan beda iman perlu perjuangan yang berat. Kalau tidak ada yang mau mengalah, hubungan sebaiknya segera diakhiri,” saran Ajeng. Namun, jika Anda dan pasangan yakin hubungan itu sangat berharga untuk dipertahankan, maka persiapkan diri untuk menjalani realitas yang bisa jadi menyakitkan. Misal, tetap menikah tetapi hubungan Anda dengan orang tua jadi berantakan.

PERCAYA KEKUATAN CINTA
 
Sebelum menikah, pasangan Melissa Karim (31) dan Ralph Tampubolon (36) pernah tersiksa dalam hubungan backstreet, sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah. Alasannya, karena pada awalnya orang tua Melissa tak suka pada Ralph yang tak kunjung memberi kepastian untuk menikahi putri mereka.

Begitu juga Erika (31), yang terpaksa backstreet, setelah pernah mengenalkan kekasihnya, Willie (32), namun akhirnya ditentang habis-habisan orang tua karena beda suku. Ia berdarah Tionghoa, sedangkan Willie keturunan Batak Karo. Hubungan keduanya sempat mengalami putus-sambung dan berlangsung selama 7 tahun. “Saya tak berani terang-terangan menentang kehendak orang tua yang tidak setuju saya berhubungan dengan pria beda suku,” ungkap Erika.

Ajeng berkomentar, pada akhirnya, pasangan backstreet tetap harus menentukan pilihan: apakah hubungan mereka ingin terus diupayakan atau sudah pada titik lelah sehingga ingin memperoleh harapan yang lain. “Sejauh mana pasangan sungguh-sungguh berharap untuk terus bersama dan sanggup menempuh risiko, itu jawabannya,” kata Ajeng.

Ketika jawaban yang dipilih adalah melanjutkan hubungan, seperti halnya Melissa maupun Erika yang mengaku tak bisa lepas dari pasangan mereka, mereka seolah jadi punya kekuatan dan keberanian luar biasa menghadapi orang tua.

“Saya takjub! Ayah yang biasanya keras pada kami, anak-anaknya, tiba-tiba melunak saat saya dan Willie mengutarakan keinginan untuk menikah. Waktu ayah saya mengatakan, yang terpenting adalah kebahagiaan kami, saya menangis sejadi-jadinya,” kenang Erika, sambil berkaca-kaca.

Menurut Ajeng, jika pasangan backstreet tak ingin mengulur waktu, cari momen yang tepat untuk mempertanyakan kesiapan dan komitmen pasangan untuk mewujudkan cita-cita hubungan bersama. “Masalah sebesar apa pun yang menanti di depan, bisa dihadapi dengan berpikir logis dan jernih, jangan hanya berdasarkan emosi semata. Yang diperlukan dari Anda dan pasangan adalah rasa percaya,” jawab Ajeng.

5 CARA MENULIS CERPEN

aa…Menulis cerpen itu mudah. Sama seperti kalau kita berbicara, bercerita, hanya bedanya menulis cerpen adalah bercerita dengan tulisan. Jadi lupakan segala teori penulisan cerpen yang muluk-muluk dan mulailah bercerita…Oke daripada mbulet gak karuan sekarang langsung ke langkah pertama :

1. Nyalakan komputermu, mulailah menulis kata pertama….terserah tidak harus bingung milih kata. Kalau susah cobalah dengan kata… “Pada suatu hari.” .ntar gampang kalau mau di edit.


2. Mulailah dengan sudut pandang orang pertama. Jangan salah, sudut pandang ini sering dipakai oleh novelis besar seperti John Grisham, atau almarhum Michael Crichton yang menelorkan karya Jurassic Park.

Contoh :
Pada suatu hari aku sedang mengetik di kamarku, lalu tiba-tiba Shanti memanggilku, “ Ron, Ronny.., kamu lagi ngapain? “ Aku diam saja sambil membatin “ngapain sih cewek ini gangguin aja” .Aku kembali menulis cerpenku dst

1. Hapus semua kaidah penulisan cerpen yang kamu dapat dari bangku SD sampe kuliah, karena itu hanya menghambat kreatifitasmu, bayangin aja gimana mau nulis kalo aturannya banyak banget, Harus bikin kerangka karanganlah, harus ada idepokoklah, harus EYD lah harus baku kalimatnya, harus tanda bacanya bagus , harus deskriptif. Padahal banyak lho penulis yang menulis gak jelas tapi malah terkenal karena dinggap cerpennya misterius hehehe, padahal mungkin emang lupa ngasih ending..so jangan khawatir. Menulis cerpen dulu mikir belakangan ..
2. Trus gimana bikin cerpen yang bagus? Gak ada ide? halah ..ide itu otomatis selalu ada di kepalamu, gak perlu melamun cari inspirasi, cukup tulis kehidupanmu sehari ini saja.. Coba lihat salah satu syairnya slank..”aku langsung bangun dan bakar rokok..” nah gitu aja jadi lagu terkenal.. coba lihat contoh :

Waduh, aku terlambat kuliah nih. Padahal Jakarta selalu macet. Belum mandi nih, mandi dulu ah.. , Eh lagi asiknya mandi tiba tiba handphoneku bunyi. Gimana nih, terpaksa deh aku keluar dari kamar mandi berlilit handuk masih basah kuyup. Yak, berhasil mencapai handphone dan kuangkat “ halooowww..” ……dst

5. Dah gitu aja, kalo banyak2 malah gak nulis2, selamat berkarya cerpenmania, kalo kesulitan kembalilah ke poin 1